Farmasi
Semua butir
-
Gambaran Penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik di Pedagang Besar Farmasi “X” Kota Tarakan
Abstrak: 326
Abstract
Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan penting dalam menjamin mutu dan ketersediaan sediaan farmasi melalui penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi sistem penyimpanan dan distribusi di PBF “X” serta kesesuaiannya dengan standar CDOB. Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa sistem penyimpanan dan distribusi di PBF “X” telah memenuhi sebagian besar standar CDOB, dengan fasilitas memadai, pemantauan suhu dan kelembapan, serta pemisahan area penyimpanan berdasarkan status obat. Distribusi dilakukan secara tertib, hanya kepada pelanggan berizin, dan didukung dokumentasi yang lengkap. Tantangan masih ditemukan pada risiko fluktuasi suhu yang dapat mempengaruhi stabilitas obat. Secara keseluruhan, implementasi CDOB di PBF “X” berjalan baik, meskipun sistem pemantauan suhu perlu ditingkatkan untuk mencegah degradasi mutu sediaan farmasi.
-
Gambaran Pola Peresepan Obat pada Pasien Ispa Non-Pneumonia di Puskesmas Karang Rejo Kota Tarakan Periode Januari-Juni Tahun 2024
Abstrak: 319
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pola pemberian resep obat pada pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non-pneumonia yang berobat di Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, dalam periode Januari hingga Juni 2024. Pendekatan yang digunakan adalah studi deskriptif kuantitatif retrospektif terhadap 150 lembar resep pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif guna mengetahui pola penggunaan obat, kecenderungan polifarmasi, serta distribusi jenis obat berdasarkan kelompok usia pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah obat yang diresepkan per pasien adalah 3,04, dengan kelompok obat yang paling banyak diberikan meliputi antihistamin, pereda nyeri dan penurun panas, serta mukolitik. Peresepan antibiotik bersifat bervariasi, dengan angka tertinggi sebesar 8% pada bulan Januari dan April, sementara pada Maret dan Mei tidak ditemukan penggunaan antibiotik sama sekali. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik peresepan obat di Puskesmas Karang Rejo sudah sesuai dengan prinsip penggunaan obat rasional. Terapi ISPA non-pneumonia lebih mengutamakan pengobatan simtomatik dan membatasi penggunaan antibiotik yang tidak perlu. Temuan ini dapat menjadi dasar evaluasi kebijakan peresepan guna meningkatkan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi antimikroba.
-
Evaluası Tıngkat Kepuasan Pengobatan Atopıc Dermatıtıs berdasarkan Ulasan Konsumen darı WEBMD
Abstrak: 198
Abstract
Penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepuasan pengguna terhadap pengobatan Atopic Dermatitis (AD) berdasarkan ulasan konsumen dari WebMD. Data diperoleh dari dataset publik pada website Zenodo.org, mencakup rating pengguna terhadap kemudahan penggunaan, efektivitas, harga, dan kepuasan obat AD. Analisis deskriptif dilakukan menggunakan aplikasi GraphPad® dan Microsoft Excel®. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas dan kemudahan penggunaan lebih berperan dalam kepuasan pengguna dibandingkan harga. Obat dengan kepuasan tertinggi, seperti Diflorasone dan Amcinonide, dinilai sangat efektif meskipun memiliki harga relatif tinggi. Sebaliknya, obat dengan kepuasan lebih rendah, seperti Hydrocortisone Probutate, menunjukkan bahwa harga mahal tidak selalu menjamin efektivitas. Oleh karena itu, pemilihan terapi sebaiknya lebih mempertimbangkan efektivitas dan kenyamanan penggunaan.
-
Uji Validitas Kuisioner Kualitas Hidup NSF 11 Untuk Pasien Neuropati Diabetik di Puskesmas Sebengkok Tarakan
Abstrak: 244
Abstract
Penilaian kualitas hidup pasien neuropati merupakan aspek penting dalam evaluasi klinis dan pengambilan keputusan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner kualitas hidup Neuropathy Short Form-11 (NSF-11) bagi pasien neuropati di Puskesmas Sebengkok Tarakan. Penelitian ini melibatkan 30 pasien diabetes yang memenuhi kriteria inklusi dan menjalani terapi dengan obat antidiabetes oral. Validitas kuesioner diuji menggunakan analisis korelasi Pearson untuk menilai hubungan antara setiap item dengan total skor, sedangkan reliabilitas diuji menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item dalam kuesioner memiliki korelasi signifikan (r = 0,536 hingga 0,699, p ≤ 0,002), yang mengindikasikan bahwa kuesioner ini dapat mengukur kualitas hidup dengan baik. Uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,820, yang menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki konsistensi internal yang sangat baik. Dengan demikian, kuesioner ini terbukti valid dan reliabel dalam menilai kualitas hidup pasien neuropati diabetik.
-
Gambaran Peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas Karang Rejo Tarakan Periode April-Juni Tahun 2024
Abstrak: 138
Abstract
Diabetes mellitus memerlukan terapi farmakologis untuk mengontrol kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi. Evaluasi pola peresepan obat di Puskesmas penting untuk menilai kesesuaian terapi dengan pedoman klinis. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama dan mudah diakses oleh masyarakat, terutama untuk penyakit umum dan kronis salah satunya yaitu penyakit Diabetes mellitus. Penelitian ini menganalisis pola peresepan obat pada pasien diabetes mellitus di Puskesmas Karang Rejo, Tarakan, meliputi jumlah item obat per resep, jenis obat yang paling sering diresepkan, dan distribusi peresepan berdasarkan golongan farmakologi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif retrospektif dengan metode total sampling, menggunakan data rekam medis pasien diabetes mellitus. Analisis dilakukan secara deskriptif kuantitatif menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien adalah perempuan (66%) dengan rata-rata usia 57,89 tahun dan berat badan 60,69 kg. Rata-rata jumlah item obat per resep adalah 3,29, dengan antidiabetes oral sebagai kelompok obat yang paling banyak diresepkan (36,28%), diikuti oleh antihipertensi (16,45%) dan vitamin neurotropik (13,28%). Selain itu, 15,07% resep mengandung ≥5 jenis obat, menunjukkan adanya polifarmasi yang perlu diawasi untuk mencegah interaksi obat dan efek samping. Pola peresepan obat di Puskesmas Karang Rejo berdasarkan kebutuhan terapi pasien diabetes mellitus. Namun, pemantauan rutin tetap diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan terapi, terutama bagi pasien dengan polifarmasi.
-
Gambaran Kualitas Hidup Pasien Neuropati Diabetik di Rumah Sakit Angkatan Laut Tarakan
Abstrak: 207
Abstract
Neuropati diabetik merupakan salah satu komplikasi kronis diabetes mellitus yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas hidup pasien dengan neuropati diabetik berdasarkan berbagai aspek utama, termasuk aktivitas fisik, kesehatan psikologis, kualitas tidur, serta kepuasan terhadap pengobatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap pasien neuropati diabetik yang menjalani pengobatan di RSAL Tarakan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur berbagai aspek kualitas hidup pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki kualitas hidup yang baik, dengan skor rata-rata di atas 75%. Gangguan terhadap aktivitas fisik harian memiliki skor 92,50%, sedangkan aktivitas berat 88,33%. Aspek psikologis menunjukkan tingkat semangat pasien mencapai 100%, dengan persepsi kesehatan fisik sebesar 88,33% dan kesadaran terhadap komplikasi 93,33%. Kualitas tidur masih cukup baik dengan skor 95,00%, dan tidak ditemukan depresi berat (100%). Kepuasan terhadap pengobatan mencapai skor tertinggi, dengan efektivitas terapi sebesar 98,33% dan kepuasan pasien 100%. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan manajemen yang tepat dapat membuat pasien neuropati diabetik tetap dapat menjalani hidup dengan kualitas yang baik.
-
Formulasi Bedak Dıngın Berbasıs Serbuk Daun Kelor (Moringa oleifera powder) dengan Ujı Organoleptık dan PH sebagaı Parameter Stabılıtas Sedıaan
Abstrak: 242
Abstract
Bedak dingin merupakan salah satu produk perawatan kulit tradisional yang banyak digunakan karena manfaatnya dalam melembapkan, mencerahkan, dan menenangkan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bedak dingin berbasis serbuk daun kelor (Moringa oleifera powder) serta mengevaluasi stabilitasnya melalui uji organoleptik dan pH selama penyimpanan. Metode penelitian meliputi formulasi bedak dingin dengan bahan utama serbuk daun kelor, bengkoang, beras, dan jagung, serta air perasan bengkoang. Uji organoleptik mencakup evaluasi warna, aroma, tekstur, serta homogenitas sediaan dan pengukuran pH dilakukan untuk memastikan kestabilan produk. Selain itu juga dilakukan uji hedonitas menggunakan metode repeated measures design dengan 10 panelis yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bedak dingin berbasis serbuk daun kelor memiliki stabilitas fisik yang baik selama penyimpanan 7 hari pada suhu kamar, dengan tidak adanya perubahan signifikan pada parameter organoleptik dan pH yang tetap stabil pada nilai 5. Uji hedonitas menunjukkan bahwa produk ini diterima dengan baik oleh panelis dengan tingkat kesukaan yang setara dengan produk komersial. Kesimpulan, bedak dingin berbasis serbuk daun kelor berpotensi sebagai produk perawatan kulit alami yang stabil dan aman digunakan.
-
Evaluasi Penyimpanan dan Distribusi Alat Kesehatan PT X Kota Tarakan
Abstrak: 278
Abstract
Penyimpanan dan pendistribusian alat kesehatan yang sesuai dengan regulasi merupakan aspek krusial dalam menjamin mutu, keamanan, dan ketersediaan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem penyimpanan dan pendistribusian alat kesehatan di PT “X” berdasarkan Pedoman Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Metode yang digunakan adalah observasi langsung dengan pendekatan deskriptif dan evaluatif terhadap fasilitas penyimpanan dan prosedur distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persyaratan CDAKB telah dipenuhi, seperti kebersihan gudang, ventilasi, ketersediaan rak dan palet, serta pemantauan suhu secara berkala. Proses distribusi juga telah mengikuti prosedur standar, termasuk pemeriksaan alat transportasi dan penandaan produk. Namun demikian, ditemukan kekurangan dalam penyampaian informasi kepada pelanggan terkait kondisi penyimpanan dan perlindungan mutu produk. Oleh karena itu, perbaikan komunikasi dalam rantai distribusi perlu dilakukan untuk menjamin alat kesehatan tetap aman dan layak digunakan saat sampai di tangan pengguna akhir.
-
Gambaran Pola Peresepan Obat pada Pasien Diare Non-Spesifik di Puskesmas Karang Rejo Kota Tarakan Periode Januari-Juni 2024
Abstrak: 403
Abstract
Diare non-spesifik merupakan masalah kesehatan umum yang dapat menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola peresepan obat pada pasien diare non-spesifik di Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, dengan metode deskriptif kuantitatif retrospektif menggunakan data resep pasien periode Januari–Juni 2024. Hasil menunjukkan bahwa Oralit (96,0%) dan Zinc (90,6%) merupakan terapi utama yang paling banyak diresepkan, sesuai dengan pedoman yang dianjurkan. Obat simtomatik seperti Domperidone (27,3%), Loperamide, dan Attapulgit juga ditemukan, bersama antibiotik Cotrimoxazole dan Amoksisilin (masing-masing 0,7%). Selain itu, terdapat peresepan gastroprotektif, analgesik, antipiretik, antihistamin, ekspektoran, serta vitamin dan mineral. Kesimpulannya, terapi utama telah sesuai pedoman, dan rendahnya penggunaan antibiotik mencerminkan penerapan peresepan rasional oleh tenaga medis.
-
Studi Toksisitas Infusa Rimpang Pacing (Costus speciosus) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Abstrak: 193
Abstract
Costus speciosus atau Pacing, merupakan tanaman herbal yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai negara Asia. Tanaman ini dilaporkan memiliki aktivitas biologis seperti antidiabetes, antiinflamasi, dan antikanker. Namun, informasi mengenai toksisitasnya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas infusa rimpang Costus speciosus menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Metode ini memanfaatkan larva Artemia salina Leach sebagai organisme model untuk menilai potensi toksisitas. Rimpang pacing diketahui mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan alkaloid yang memiliki potensi farmakologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infusa rimpang pacing memiliki toksisitas yang sangat tinggi berdasarkan kategori toksisitas Clarkson dengan nilai LC50 sebesar 54,99 ppm. Temuan ini memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut terkait keamanan dan aplikasi farmakologis rimpang pacing sebagai bahan obat herbal.
-
Gambaran Penjualan dan Investası Obat Over the Counter Apotek “X” Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan Menggunakan Analısıs ABC Tahun 2022
Abstrak: 302
Abstract
Pengelolaan obat meliputi perencanaan ketersediaan obat, termasuk jenis, jumlah, kualitas, dan kuantitas, dengan tujuan meningkatkan efisiensi. Salah satu metode yang digunakan dalam perencanaan obat adalah ABC atau Pareto. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran penjualan dan investasi obat over the counter (OTC) di Apotek "X" dengan menggunakan analisis ABC berdasarkan data penjualan tahun 2022. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, data retrospektif yang diperoleh dinalisis menggunakan microsoft Excel® dengan metode ABC. Data obat OTC yang diperoleh kemudian diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu A, B dan C dengan persentase kumulatif untuk kelompok A (70%), B (20%), dan C (10%) dari nilai penjualan atau investasi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh obat dengan nilai penjualan pada kelompok A terdapat 147 item obat dengan nilai investasi Rp. 381.662.590 (69,91%). Sedangkan kelompok B terdapat 164 item obat dengan nilai investasi Rp. 109.472.850 (20,05%). Sementara itu, untuk kelompok C terdapat 305 item obat dengan nilai investasi Rp. 54.790.100 (10,04%). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa kategori A mendominasi nilai investasi, sementara kategori C memiliki kontribusi investasi yang lebih rendah meskipun jumlah jenis obatnya lebih banyak.
-
Gambaran Penjualan dan Investası Obat Generık Apotek “X” Kelurahan Kampung Satu Tarakan Menggunakan Analısıs ABC Tahun 2022
Abstrak: 303
Abstract
Apotek sebagai fasilitas kesehatan dan bisnis, memerlukan manajemen yang baik untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan manajemen persediaan obat generik di apotek “X” dengan metode ABC. Dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dan retrospektif, data penjualan obat generik periode Januari-Desember 2022 dianalisis. Hasilnya, Kelompok A terdiri dari 23 item obat dengan jumlah transaksi penjualan sebanyak 5.877 (69,89%), Kelompok B terdiri dari 28 item obat dengan jumlah transaksi penjualan sebesar 1.654 (19,67%), dan Kelompok C terdiri dari 71 item dengan jumlah transaksi penjualan sebanyak 878 (10,44%). Dalam hal nilai investasi, Kelompok A terdiri dari 31 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 39.058.600 (69,63% dari total), Kelompok B terdiri dari 33 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 11.290.000 (20,13% dari total), dan Kelompok C terdiri dari 58 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp. 5.743.300 (10,24% dari total). Metode ABC dapat mengoptimalkan manajemen persediaan obat generik di apotek “X”, memungkinkan prioritas berdasarkan frekuensi penjualan dan nilai investasi, dan meningkatkan efisiensi.
-
Analısıs Kualıtatıf Rhodamın B pada Perona Mata (Eyeshadow) yang Beredar dı Toko Kosmetık Kota Tarakan
Abstrak: 298
Abstract
Baik orang dewasa maupun remaja sering menggunakan perona (eyeshadow) mata sebagai kosmetik umum. Industri cat dan tekstil kerap menggunakan pewarna sintetis berwarna merah yang dikenal sebagai rhodamin B. Selain memiliki sifat karsinogenik, penggunaan berkelanjutan rhodamin B dapat menimbulkan gangguan hati dan iritasi saluran cerna yang berpotensi berdampak negatif pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan, ada tidaknya sediaan eyeshadow yang dijual di toko kecantikan kota Tarakan mengandung Rhodamin B. Metode dalam penelitian ini, menggunakan teknik benang wol dan rapid test kit rhodamin B untuk analisis kualitatif dengan menggunakan sebelas sampel. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dari sebelas sampel perona mata yang ditemukan di toko kecantikan kota Tarakan terjadi perubahan warna dari merah menjadi merah gelap atau keunguan pada tiga sampel dimana dua perona mata tersebut tidak terdaftarkan dan satu perona mata sudah terdaftarkan di BPOM. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa tiga dari sebelas sampel perona mata positif mengandung rhodamin B.
-
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Biji Buah Tarap (Artocarpus odoratissimus)
Abstrak: 466
Abstract
Buah tarap (Artocarpus odoratissimus) atau dikenal juga dengan sebutan "terap", merupakan jenis buah yang tumbuh di berbagai daerah tropis di Asia Tenggara, karena hampir setiap bagian dari buah ini memiliki khasiat farmakologis, buah ini sering digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional. Tanaman ini telah menjadi bagian dari banyak budaya yang berbeda untuk waktu yang lama, digunakan sebagai sumber makanan, dan banyak digunakan untuk membantu meningkatkan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining fitokimia pada ekstrak biji buah tarap untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya dengan fokus pada senyawa-senyawa seperti polifenol, alkaloid, tanin, saponin, steroid, dan terpenoid. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental kualitatif untuk menganalisis fitokimia dengan uji warna menggunakan berbagai pereaksi dari ekstrak biji buah tarap, dengan tujuan mengidentifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder dalam tanaman tersebut. Sampel biji buah tarap diperoleh dari penjual buah lokal di Tarakan. Ekstraksi biji buah tarap dilakukan dengan menggunakan etanol 96% dengan teknik maserasi, kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap kandungan polifenol, alkaloid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa metabolit sekunder dalam ekstrak biji buah tarap, membuktikan adanya kandungan polifenol, alkaloid, saponin, dan terpenoid, sedangkan tanin dan steroid tidak dapat terdeteksi. Kesimpulannya yaitu ekstrak etanol biji buah tarap (Artocarpus odoratissimus) mengandung polifenol, alkaloid, saponin, dan terpenoid.
-
Gambaran Penyimpangan Distribusi Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras pada Toko Kelontong di RT 17 Wilayah “X” Kota Tarakan
Abstrak: 277
Abstract
Obat merupakan bagian penting dari layanan kesehatan karena dapat membantu masyarakat dalam mengatasi penyakit yang dialaminya. Tentang Kesehatan mengatur perusahaan farmasi yang menghasilkan produk yang disebut obat. Obat didistribusikan pada sarana kefarmasian berizin seperti Apotek dan toko obat berizin. Namun, sering terdapat penyimpangan distribusi dimana ditemukan obat dijual di sarana non kefarmasian seperti toko kelontong. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh Gambaran Distribusi Obat Bebas Terbatas (OBT) dan Obat Keras di Toko Kelontong RT 17 wilayah “X” Kota Tarakan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan sampel semua toko kelontong yang berada di RT 17 wilayah “X” yang bersedia menjadi responden yaitu sebanyak 21 toko. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden menjual obat bebas terbatas (OBT) dan obat keras. Obat bebas terbatas yang banyak ditemukan di toko kelontong adalah Paramex dijual di 9 toko. Selain obat bebas terbatas toko kelontong wilayah ini juga ditemukan obat keras seperti amoxisilin yang ditemukan pada 10 toko. Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner terhadap pemilik toko diketahui bahwa obat-obatan tersebut diperoleh melalui pembelian langsung ke apotek dan toko obat. Dapat disimpulkan bahwa toko kelontong RT 17 wilayah “X” Kota Tarakan masih menjual Obat Bebas Terbatas dan Obat Keras.
-
Gambaran Penjualan dan Investası Obat Bermerek Apotek “X” Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan dengan Metode ABC Tahun 2022
Abstrak: 334
Abstract
Pengelolaan obat yang efektif memerlukan kontrol persediaan yang cermat guna mencegah masalah kekurangan atau kelebihan stok yang dapat merugikan baik bagi Apotek maupun pelayanan konsumen. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persentase obat berdasarkan transaksi penjualan dan investasi menggunakan metode ABC di Apotek "X" serta mengelompokkan obat ke dalam kategori A, B, atau C. Penelitian ini bersifat retrospektif dan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Objek penelitian adalah data penggunaan obat bermerek di Apotek "X" periode Januari- Desember 2022. Sampel terdiri dari 897 item obat sepanjang tahun 2022, dan sampel diambil menggunakan metode total sampling. Analisis data melibatkan penandaan nomor, nama item, jenis, jumlah, satuan, total harga, dan kelompok dagang, yang kemudian diurutkan berdasarkan transaksi penjualan dan investasi dari yang terbesar hingga yang terkecil. Analisis ABC dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kelompok A mendominasi penjualan obat, sementara Kelompok C memiliki jumlah item obat terbanyak meskipun pergerakannya rendah. Pengawasan ketat diperlukan di Kelompok A untuk mencegah kerugian akibat obat yang kadaluwarsa. Apotek "X" perlu mempertimbangkan pengurangan persediaan di Kelompok C sehingga mengoptimalkan pengeluaran dan ruang penyimpanan, sehingga mengurangi risiko obat kadaluwarsa dan meningkatkan efisiensi pengelolaan persediaan.
-
Gambaran Penjualan dan Investasi Obat Generik Apotek “X” Kelurahan Karang Anyar Kota Tarakan Menggunakan Analisis ABC Tahun 2022
Abstrak: 256
Abstract
Apotek memiliki peran menyediakan layanan kesehatan dan sebagai bisnis yang mengikuti prinsip profitabilitas. Jika manajemen obat tidak efisien, maka dapat mengakibatkan stok obat menjadi berlebihan dan atau kehabisan stok beberapa jenis obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persentase obat pada jumlah transaksi penjualan dan nilai investasi pada perencanaan kebutuhan obat dengan metode analisis ABC di Apotek “X”. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Objek yang diteliti adalah data jumlah transaksi penjualan obat generik di Apotek “X” periode Januari- Desember 2022. Sampel yang digunakan penelitian ini berjumlah 168 item obat yang terjual sepanjang tahun 2022 dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil analisis ABC berdasarkan nilai investasi menunjukkan bahwa pada kelompok A terdiri dari 34 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp.103.417.500 (69,43%), kelompok B terdiri dari 42 item obat dengan nilai investasi sebanyak Rp.30.276.000 (20,33%) dan kelompok C terdiri 92 item obat dengan nilai investasi sebesar Rp.15.258.300 (10,24%). Item obat kelompok A memiliki tingkat penjualan dan investasi tertinggi, sehingga penting untuk memastikan ketersediaan stoknya agar mengurangi risiko pada penurunan kualitas layanan dan kerugian Apotek.
-
Gambaran Penjualan dan Investasi Obat Bermerek Apotek “X” Kelurahan Kampung Satu Kota Tarakan Menggunakan Analisis ABC Periode Tahun 2022
Abstrak: 223
Abstract
Apotek selaku sarana yang berwenang melakukan pengelolaan persediaan perbekalan farmasi perlu mengantisipasi permasalahan persediaan, baik yang over stock maupun stock out. Analisis Pareto ABC merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan perencanaan dan pengadaan barang yang cenderung tidak efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui nilai penjualan dan investasi obat bermerek pada salah satu apotek swasta di Kota Tarakan. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif menggunakan metode analisis Pareto ABC pada data penjualan obat bermerek tahun 2022. Berdasarkan data penjualan terdapat 761 jenis obat bermerek yang dianalisis. Data tersebut kemudian dikelompokkan berdasarkan nilai penjualan. Adapun hasil yang diperoleh, kelompok A terdiri dari 189 jenis obat atau setara dengan 24,84% dari total jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 17.986 item dan nilai investasi sebesar Rp. 209.828.250. Sedangkan kelompok B terdiri dari 205 jenis obat atau setara dengan 26,94% dari total jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 5.155 item dan nilai investasi sebesar Rp. 60.177.500. Sementara itu, untuk kelompok C terdapat 367 jenis obat atau 48,23% dari seluruh jenis obat, dengan nilai penjualan sebanyak 2.573 item dan nilai investasi total sejumlah Rp. 30.107.100. Hal ini mengindikasikan bahwa pengawasan dan manajemen persediaan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan besaran investasi masing-masing kategori obat.
-
Gambaran Waktu Tunggu Pelayanan Resep di Puskesmas Mamburungan Kota Tarakan
Abstrak: 444
Abstract
Waktu tunggu adalah satu diantara faktor yang mampu mempengaruhi kepuasan dari pasien yang menebus resep di puskesmas. Waktu tunggu untuk pelayanan resep ialah lama waktu yang digunakan oleh pasien untuk mendapatkan obat mulai dari penerimaan resep sampai dengan penyerahan obat oleh pihak farmasi. Waktu tunggu yang lama menjadi suatu permasalahan yang sering terjadi di beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien. Penelitian ini memiliki tujuan guna melihat rerata waktu yang dibutuhkan terkait pelayanan resep obat non racikan dan obat racikan di Puskesmas Mamburungan kota Tarakan. Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif ialah jenis penelitian yang dipergunakan didalam penelitian ini. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dipergunakan didalam penelitian ini. Data yang didapatkan memakai lembar observasi dengan jumlah sampel sebanyak 94 resep yang terdiri dari 47 resep non racikan dan 47 racikan. Waktu tunggu dinyatakan optimal dan ideal (Kepmenkes) apabila pelayanan yang diberikan untuk obat non racikan membutuhkan waktu ≤30 menit dan ≤60 menit untuk obat racikan. Sementara menurut standar pelayanan minimal di Puskesmas Mamburungan, lama waktu yang ideal untuk resep obat non racikan yaitu ≤5 menit sementara ≤30 menit untuk obat racikan. Hasil data dari penelitian memperlihatkan bahwasanya rerata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan yaitu sebanyak 5 menit sementara obat racikan sebanyak 10 menit. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan jika waktu tunggu pelayanan resep di Puskesmas Mamburungan telah memenuhi standar yang ditentukan yakni menurut Kepmenkes tahun 2008 maupun menurut standar dari pelayanan minimal di Puskesmas Mamburungan.
-
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70%, Etanol 96%, dan Metanol Daun Kelakai Merah (Stenochlaena palustris (Burm.F) Bedd) terhadap Bakteri Cutibacterium acne
Abstrak: 575
Abstract
Jerawat adalah infeksi/peradangan pada kelenjar minyak yang dikarenakan adanya bakteri Cutibacterium acne. Tanaman lalakai (S.palustris (Burm.F) Bedd) merupakan tanaman dengan aktivitas antibakteri. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mendapat data rendemen dan kandungan senyawa fitokimia yang terdapat pada ekstrak etanol 70%, etanol 96% dan metanol dari daun kelakai (S.palustris (Burm.F) Bedd) dan agar mendapat data aktivitas kelakai (S.palustris (Burm.F) Bedd) ekstrak daun terhadap bakteri Cutibacterium acne. Aktivitas diuji dengan metode difusi sumuran. Eksperimen dengan 6 rentang konsentrasi ekstrak masing-masing 100%, 75%, 50%; 37,5%, 25%; dan 12.5%. Uji senyawa fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi alkaloid, tanin, steroid/triterpenoid, flavonoid, dan saponin. Hasil rendemen ekstrak tertinggi dari ekstrak etanol 70% adalah 6,3559%. Hasil pengujian senyawa fitokimia bahwa ekstrak etanol 70%, etanol 96% dan metanol daun kelakai (S.palustris (Burm.F) Bedd) positif tanin, alkaloid, steroid, flavonoid, dan saponin. Aktivitas antibakteri terbaik adalah dari ekstrak metanol daun kelakai konsentrasi 100% yang mampu menghambat bakteri P. acnes dengan diameter zona hambat 14,475 mm yang tergolong kuat.
-
Uji Antidiare Ekstrak Metanol dan Ekstrak Akuades Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Tikus Galur Wistar yang Diinduksi Oleum ricini
Abstrak: 263
Abstract
Diare merupakan penyakit ditandai dengan perubahan konsistensi feses lunak menjadi cair. Penggunaan obat antidiare menimbulkan efek samping seperti sakit perut, mual, atau muntah sehingga perlu alternatif pengobatan diare menggunakan bahan alam. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman herbal dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan diare dengan efek samping yang lebih sedikit. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui efek antidiare ekstrak metanol dan ekstrak akuades daun pepaya (Carica Papaya L.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan Oleum ricini. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium. Hewan uji dibagi menjadi 10 kelompok yaitu kontrol negatif (CMC-Na 0,5%), kontrol positif (Loperamid), kelompok ekstrak metanol dan ekstrak akuades konsentrasi 300, 450, dan 600 mg/kgBB. Hewan uji diinduksi dengan Oleum ricini. Parameter yang diamati meliputi frekuensi, konsistensi, dan bobot feses. Hasil penelitian ini didapatkan ekstrak metanol dan akuades pada konsentrasi 300 dan 450 mg/kgBB secara signifikan mampu menurunkan frekuensi dan meningkatkan konsistensi feses. Sedangkan ekstrak metanol 300 mg/kgBB dan ekstrak akuades 600 mg/kgBB secara signifikan mampu mengurangi bobot feses. Kesimpulan penelitian menunjukkan konsentrasi terbaik ekstrak metanol dan ekstrak akuades dapat berefek sebagai antidiare pada konsentrasi 300 mg/kgBB dan 450 mg/kgBB untuk memperbaiki frekuensi dan konsistensi. Ekstrak metanol dan ekstrak akuades 300 mg/kg dan 600 mg/kgBB untuk mengurangi bobot feses.
-
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit, Jahe, dan Lengkuas dalam Kombinasi menggunakan Metode Checkerboard
Abstrak: 619
Abstract
Infeksi bakteri masih menjadi masalah besar di seluruh dunia dan memburuk dengan munculnya jenis bakteri yang resisten terhadap antibiotik. Indonesia kaya akan sumber daya alam, seperti keanekaragaman flora, dengan berbagai manfaat, termasuk untuk pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi ekstrak etanol rimpang kunyit, jahe, dan lengkuas secara tunggal dan kombinasi menggunakan metode checkerboard terhadap beberapa patogen. Aktivitas penghambatan paling ampuh dalam bentuk tunggal ditunjukkan oleh ekstrak kunyit terhadap Streptococcus mutans dan Cutibacterium acne dengan nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) sebesar 16 µg/mL, sedangkan aktivitas bakterisida paling baik ditunjukkan oleh ekstrak kunyit terhadap Staphylococcus aureus dan Enterococcus faecalis dengan KHM dan konsentrasi bakterisida minimum (KBM) sebesar 32 µg/mL. Kombinasi sinergis ditunjukkan oleh kunyit-jahe (TGi), kunyit-lengkuas (TGa), dan jahe-lengkuas (GiGa) terhadap Staphylococcus aureus dengan FICI (fractional inhibitory concentration Index) masing-masing sebesar 0,15625, 0,1328, dan 0,15625, dan TGi terhadap Streptococcus mutans dengan indeks konsentrasi penghambatan fraksional (FICI) sebesar 0,1875. Studi pendahuluan ini menunjukkan potensi rimpang tersebut untuk diteliti lebih lanjut guna mengetahui senyawa aktif yang memiliki aktivitas sinergis yang dapat digunakan sebagai terapi alternatif di masa depan.
-
Formulasi Sediaan Krim Antioksidan Ekstrak Buah Terap (Artocarpus odoratissimus Blanco) dengan Basis Virgin Coconut Oil (VCO)
Abstrak: 339
Abstract
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menangkal dampak negatif oksidan dari molekul lainnya yang merupakan salah satu penyebab penuaan dini. Buah terap (Artocarpus odoratissimus Blanco) merupakan salah satu jenis tanaman yang mengandung senyawa antioksidan. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk membuat sediaan krim dengan ekstrak dari buah terap dengan menggunakan basis VCO. Serbuk simplisia buah terap dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama tiga hari hingga didapat ekstrak cair yang kemudian dipekatkan dengan penguapan diatas waterbath. Formula dibuat dengan variasi kosentrasi ekstrak yaitu 0,1%, 1% dan 10% dengan pengamatan selama 4 hari meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, pH sediaan, stabilitas krim dan penentuan tipe emulsi. Hasil penelitian menunjukkan ketiga hasil krim memiliki karasteristik yang baik selama masa penyimpanan baik terutama pada formula 1 dari uji orgnaleptik ekstrak 0,1 memiliki hasil yang sangat baik, untuk homogenitas ketiga formula memiliki homogenitas yang baik selama masa penyimpanan, dan hasil iritasi terhadap seluruh formula menunjukkan bahwa sediaan bersifat tidak mengiritasi kulit.
-
Evaluasi Pengelolaan Obat dı Puskesmas Tampang Tumbang Anjir Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah Perıode Tahun 2022
Abstrak: 262
Abstract
Pengelolaan dan penyimpanan obat adalah aspek yang sangat penting, maka dari itu pengelolaan dan penyimpanan obat perlu dilaksanakan sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya kerusakan pada obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Puskesmas Tampang Tumbang Anjir, Kecamatan Tampang Tumbang Anjir, Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah. Penelitian ini menggunakan metode observasional non eksperimental yang memiliki sifat deskriptif kuantitatif. Data pada penelitian ini diambil secara concurrent dari lembar resep, kartu stok, pelabelan dan waktu tunggu pelayanan resep. Penelitian ini memperoleh hasil persentase nilai barang rusak atau kedaluwarsa (18,09%), tingkat ketersediaan 1 bulan (1,3 bulan), jumlah item obat per resep (0,37%), kecepatan pelayanan resep non racikan memiliki rata-rata waktu (1,52 menit), kecepatan pelayanan resep racikan memiliki rata-rata waktu (1,01 menit), serta pada pelabelan obat memiliki persentase (0%). Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pengelolaan obat di Puskesmas Tampang Tumbang Anjir Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah belum memenuhi standar peraturan yang berlaku yakni Formularium Nasional (FORNAS) dan DOEN.
-
Evaluası Penggunaan Obat Pasıen Penyakıt Jantung Koroner Pasca Pemasangan Stent dı RSPAD Gatot Soebroto
Abstrak: 302
Abstract
Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi ketika arteri koroner menyempit oleh penumpukan ateroma dan bahan berlemak di dalam dinding. Pemasangan stent dilakukan untuk mengobati arteri koroner yang menyempit dan menjadi pilihan jika penderita telah mencoba pengobatan atau perubahan gaya hidup tetapi tidak meningkatkan kesehatan jantung serta terdapat penyumbatan di arteri. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi 4 ketepatan penggunaan obat, mengetahui karakteristik dan profil penggunaan obat pasien PJK pasca pemasangan stent di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medik periode 2021. Sampel yang digunakan sebanyak 83 pasien. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik bahwa pasien PJK pasca pemasangan stent terbanyak pada usia <65 tahun sebanyak 57 pasien (68,68%), komorbiditas terbanyak yaitu Hipertensi sebanyak 26 pasien (31,32%). Obat yang banyak digunakan pada pasien PJK pasca pemasangan stent yaitu kombinasi Aspirin dan Clopidogrel sebanyak 70 pasien (83,34%). Parameter ketepatan obat yang digunakan, yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien menunjukkan hasil 100% bahwa pasien mendapatkan kesesuaian penggunaan obat. Hasil hubungan variabel dengan penggunaan obat melalui SPSS, bahwa jenis kelamin memiliki nilai sig 0.051 (>0,05), usia memiliki nilai sig 0.544 (>0,05), dan faktor resiko memiliki nilai sig. 0.167 (>0,05) artinya tidak ada hubungan dalam penggunaan obat.