Evaluası Penggunaan Obat Pasıen Penyakıt Jantung Koroner Pasca Pemasangan Stent dı RSPAD Gatot Soebroto
DOI:
https://doi.org/10.57174/j.born.v3i2.97Kata Kunci:
jenis obat, karakteristik, ketepatan penggunaan obat, penyakit jantung koroner, stentAbstrak
Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi ketika arteri koroner menyempit oleh penumpukan ateroma dan bahan berlemak di dalam dinding. Pemasangan stent dilakukan untuk mengobati arteri koroner yang menyempit dan menjadi pilihan jika penderita telah mencoba pengobatan atau perubahan gaya hidup tetapi tidak meningkatkan kesehatan jantung serta terdapat penyumbatan di arteri. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi 4 ketepatan penggunaan obat, mengetahui karakteristik dan profil penggunaan obat pasien PJK pasca pemasangan stent di RSPAD Gatot Soebroto. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dan pengambilan data secara retrospektif melalui rekam medik periode 2021. Sampel yang digunakan sebanyak 83 pasien. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik bahwa pasien PJK pasca pemasangan stent terbanyak pada usia <65 tahun sebanyak 57 pasien (68,68%), komorbiditas terbanyak yaitu Hipertensi sebanyak 26 pasien (31,32%). Obat yang banyak digunakan pada pasien PJK pasca pemasangan stent yaitu kombinasi Aspirin dan Clopidogrel sebanyak 70 pasien (83,34%). Parameter ketepatan obat yang digunakan, yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, dan tepat pasien menunjukkan hasil 100% bahwa pasien mendapatkan kesesuaian penggunaan obat. Hasil hubungan variabel dengan penggunaan obat melalui SPSS, bahwa jenis kelamin memiliki nilai sig 0.051 (>0,05), usia memiliki nilai sig 0.544 (>0,05), dan faktor resiko memiliki nilai sig. 0.167 (>0,05) artinya tidak ada hubungan dalam penggunaan obat.
Unduhan
Referensi
Kemenkes RI. Situasi kesehatan jantung. Pus data dan Inf Kementeri Kesehat RI [Internet]. 2014;3. Available from: http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-jantung.pdf
British Heart Foundation. UK Circulatory Diseases Factsheet. Br Hear Found. 2021;(March):1–21.
Lawton JS, Tamis-Holland JE, Bangalore S, Bates ER, Beckie TM, Bischoff JM, et al. 2021 ACC/AHA/SCAI Guideline for Coronary Artery Revascularization: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. Vol. 145, Circulation. 2022. 18–114 p.
American Heart Association. What Is a Stent? ANSWERS by Hear [Internet]. 2017;2. Available from: https://www.heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_300452.pdf
Boston Scientific. Angioplasty and Stent Education Guide. Bost Sci Corp [Internet]. 2011; Available from: www.bostonscientific.com
Lestari RD, Dewi R, Sanuddin M. Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Instalasi Rawat Inap RSUD Raden Mattaher Jambi. J Healthc Technol Med. 2020;6(1):54–61.
N.Taroreh G, Mpila D, Citraningtyas G. Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Dengan Penyakit. PHARMACONJurnal Ilm Farm. 2017;6(4):55–66.
D S, T S. Penyakit Jantung Koroner Pasca Intervensi Koroner Perkutan Di Rsupn Dr . Cipto Mangunkusumo Patterns of Drug Therapy in Patients Antithrombotic Coronary Heart Disease in Post Percutaneous Coronary Intervention At Rsupn Dr . Cipto Mangunkusumo Period Janua. 2015;8(2):1–5.
Indonesia DKR. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2016.
RI P. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. 2009;2(5):255.
Cahyono T. Statistika Terapan & Indikator Kesehatan. 2018. Yogyakarta: Deepublish;
Kemenkes RI. Modul Penggunaan Obat Rasional Dalam Praktek. Modul Pengguna Obat Rasional. 2011;3–4.
American Heart Association. Coronary Artery Disease. Coron Artery Dis – From, Coron Hear Dis. 2018;
Wells BG, Dipiro JT, Schwinghammer TL, DiPiro C V. Pharmacoterapy Handbook 9th Edition. United State: McGraw-Hill Education. 2015. 1–4485 p.
Kemenkes.RI. Pusdatin Hipertensi. Infodatin [Internet]. 2014;(Hipertensi):1–7. Available from: https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjIzfDJsYPKAhVSA44KHUmSDasQFggZMAA&url=http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf&usg=AFQjCNHWLiHieCeL1Ksg4Tr_yx
Mahottama AA, Karmaya INM, Muliani. Prevalensi Hipertensi Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner (Pjk) Di Rsup Sanglah Denpasar Maret – September 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. J Med udayana. 2021;10(4):6–10.
Arnisam SW. Pengaruh Obesitas Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di Puskesmas Darul Iman Aceh Besar. Vol. 7, Biology Education. 2019. p. 69–81.
AHA. What is Dual Antiplatelet Therapy? (DAPT). Answers by Hear [Internet]. 2017; Available from: https://www.heart.org/idc/groups/heart-public/@wcm/@hcm/documents/downloadable/ucm_493120.pdf
PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Edisi Keempat. 2018.
Bittl JA, Laine L. Gastrointestinal Injury Caused by Aspirin or Clopidogrel Monotherapy Versus Dual Antiplatelet Therapy. Vol. 79, Journal of the American College of Cardiology. Elsevier Inc.; 2022. p. 129–31.
Gramedia PBIPK. MIMS Petunjuk Konsultasi (Versi Indonesia). 18.

Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
##category.category##
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Alika Khansa Adita, Wan Syurya Tri Dharma

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Semua artikel yang dimuat di Jurnal Borneo memiliki hak cipta yang dipegang oleh penulis. Artikel dilisensikan berdasarkan ketentuan CC Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0