Vol 2 No 1 (2022): Volume 2 Issue 1 tahun 2022

					Lihat Vol 2 No 1 (2022): Volume 2 Issue 1 tahun 2022

Articles: 5

● Editorial in chief: apt. Syuhada, M.Farm.

● Managing Editorial: apt. Irma Novrianti, M.Farm.Klin.

 

Diterbitkan: 2022-03-31

Terbitan Utuh

Articles

  • Gambaran penggunaan antikoagulan pada pasien ST-Elevatıon Myocardıal Infarctıon (STEMI)

    Rizqa Aulia Rahmah, Irma Novrianti, Syuhada Syuhada
    1-7
    Abstrak: 1661 | pdf: 4

    Abstract

    Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbanyak. ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI) salah satu klasifikasi dari Infark Miokard Akut (IMA). IMA timbul dari kerusakan permanen pada otot jantung karena suplai oksigen yang tidak mencukupi. Adanya IMA dapat merusak fungsi sistol dan diastol, serta menambah kejadian yang tidak diharapkan seperti aritmia pada pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat penggunaan antikoagulan pada pasien STEMI yang menggunakan terapi fibrinolitik. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan melihat catatan medis pasien STEMI yang menjalani rawat inap di RS “X” kota Tarakan periode 2017-2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua pasien STEMI menerima terapi antikoagulan. Sebanyak 92,31 % menggunakan enoxaparin dan 7,69 % pasien menggunaan fondaparinux dengan karakteristik pasien sebanyak 12 penyakit penyerta. Pemberian antikoagulan pada pasien STEMI membantu menjaga kondisi arteri setelah proses reperfusi ketika telah diberikan fibrinolitik sehingga tidak menyebabkan terjadinya reoklusi.

  • Pengelolaan sedıaan metadon pada Program Terapı Rumatan Metadon (PTRM) dı satelıt pelayanan PTRM

    Julaeha Julaeha, Nunung Priyatni, Rustamaji Rustamaji
    8-19
    Abstrak: 353 | pdf: 4

    Abstract

    Metadon merupakan jenis narkotika sintetik yang digunakan sebagai terapi substitusi pada Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Oleh sebab itu, metadon harus diperlakukan sebagaimana narkotika pada umumnya. Tenaga kefarmasian dalam PTRM mempunyai tanggung jawab terhadap pengelolaan metadon. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pengelolaan sediaan metadon di satelit pelayanan PTRM di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdasarkan pedoman PTRM yang dikeluarkan oleh kemenkes yang meliputi permintaan, penyimpanan, dispensing, dan pelaporan penggunaan metadon. Penelitian ini merupakan penelitian mixed-methods (kualitatif dan kuantitatif) dengan pengambilan data secara prospektif.  Instrumen pengukuran kuantitatif dalam penelitian berupa tabel checklist keseuaian pengelolaan metadon berdasarkan pedoman yang berlaku. Data kualitatif bersumber dari hasil wawancara dengan petugas PTRM. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa permintaan, penyimpanan, dan pelaporan penggunaan metadon sudah sesuai dengan pedoman pelayanan PTRM. Namun untuk dispensing metadon di satelit pelayanan PTRM masih ada yang dilakukan oleh selain tenaga kefarmasian.

  • Laporan kasus selulitis pedis pada diabetes melitus tipe 2 dengan terapi antibiotik dan insulin

    Julaeha Julaeha, Nadya Farisma
    20-25
    Abstrak: 3451 | pdf: 4

    Abstract

    Diabetes mellitus (DM) disebut dengan the silent killer yang dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular. Selulitis merupakan salahsatu bentuk komplikasi mikrovaskular dari DM yang tidak terkontrol. Pasien wanita dengan usia 49 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan luka dan nyeri di jempol kaki kanan. Pasien memiliki riwayat penyakit DM tipe 2, dengan hasil kadar gula darah sewaktu 582 mg/dL. Pasien mendapatkan terapi insulin novorapid® dan levemir®, paracetamol injeksi, ceftriaxone injeksi, metronidazole injeksi dan amlodipine. Dari hasil pemantauan terapi obat, pemberian terapi kombinasi antibiotik dan insulin merupakan pilihan terapi yang tepat dan aman dalam pengatasan infeksi gangren dengan kondisi glukosa darah tidak terkontrol. Namun dalam pemantauan terapi obat ditemukan potensi interaksi obat yang bersifat minor antara metronidazol dengan parasetamol. Metronidazol dapat meningkatkan kadar atau efek parasetamol dengan mempengaruhi metabolisme enzim hati CYP2E1 sehingga harus adanya jedah waktu pemberian. Perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal dalam perawatan jangka panjang komplikasi selulitis pedis pada pasien DM tipe 2.

  • Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Remaja Tentang Obesitas di SMA Negeri 1 Kota Tarakan

    Sriargianti Amir, Siti Khadijah Adhar, Haris Haris, Rohandi Baharuddin
    26-33
    Abstrak: 222 | pdf: 4

    Abstract

    Obesitas menjadi salah satu masalah para remaja yang dipengaruhi oleh faktor pola makan yang kurang baik seperti pilihan makanan yang kurang sehat serta kurangnya kegiatan aktifitas fisik, sehingga memicu terjadinya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai jenis penyakit tidak menular dan menjadi salah satu penyebab kematian di seluruh dunia.  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku remaja tentang obesitas di SMA Negeri 1 kota Tarakan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling dengan quota sampling dengan jumlah 53 responden. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia didapatkan hasil terbanyak kategori 17 tahun sebanyak 28 (52,4%), responden. Karakteristik berdasarkan IMT didapatkan hasil sebagian besar memiliki IMT terbanyak obesitas I sebanyak 27 (50,9) responden, karakteristik berdasarkan genetik (keturunan) didapatkan hasil terbanyak pada kategori tidak memiliki riwayat obesitas sebanyak 41 (77,4%) responden, karakteristik responden berdasarkan pengetahuan didapatkan hasil sebagian besar pengetahuan baik sebanyak 46 (86,8%), berpengetahuan cukup 3 (5,7%), pengetahuan kurang 4 (7,5%) responden, dan karakteristik responden berdasarkan pola makan didapatkan hasil sebagian pada pola makan tidak baik sebanyak 38  (71,7%) responden. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang berusia 17 tahun memiliki pengetahuan baik tentang obesitas dan perilaku pola makan.

  • Gambaran Penggunaan Antıhıpertensı pada Pasıen ST- Elevatıon Myocardıal Infractıon

    Khofifah aulia, Irma Novrianti, Jufri Ubrusun
    34-43
    Abstrak: 212 | pdf: 4

    Abstract

    ST-Elevation Myocardial Infraction (STEMI) disebabkan oleh beberapa faktor terutama akibat gangguan kardiovaskular. Adapun beberapa keluhan dari STEMI seperti nyeri dada, peningkatan enzim, dan ST elevasi pada pemeriksaan elektrokardiogram. Salah satu faktor mayor terjadinya STEMI adalah hipertensi, semakin berat kondisi hipertensi perlahan akan merusak dinding pembuluh darah sehingga terjadi pembengkakan yang mengarah pada STEMI. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat penggunaan antihipertensi pada pasien stemi yang menggunakan terapi fibrinolitik. Metode penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan melihat catatan rekam medik pasien STEMI yang mendapatkan penanganan antihipertensi saat di Unit Gawat Darurat (UGD) dan menjalani rawat inap di Rumah Sakit (RS) “X” kota Tarakan periode 2017-2018. Berdasarkan penelitian diperoleh sebanyak 55 pasien menggunakan antihipertensi. Klasifikasi tekanan darah tertinggi saat masuk RS ada pada kondisi stage II berdasarkan JNC VII sebanyak 15 orang (27,28%) dan klasifikasi tekanan darah saat keluar rumah sakit didapati kondisi normal sebanyak 23 orang (41,82%). Antihipertensi terbanyak yang digunakan di RS “X” di kota Tarakan adalah golongan ACE-Inhibitor yaitu captopril dengan persentase 10,90% di UGD dan golongan Beta blocker yaitu bisoprolol fumarate dengan persentase 65,46% di Ruang Rawat Inap.