Vol 5 No 1 (2025): Volume 5 Issue 1 tahun 2025

● Articles: 6
● Editorial in chief: apt. Syuhada, M.Farm.
● Managing Editorial: apt. Benazir Evita Rukaya, M.Farm.
Pharmacy
-
Uji Validitas Kuisioner Kualitas Hidup NSF 11 Untuk Pasien Neuropati Diabetik di Puskesmas Sebengkok Tarakan
Abstrak: 358 |
PDF 1-8: 199
Abstract
Penilaian kualitas hidup pasien neuropati merupakan aspek penting dalam evaluasi klinis dan pengambilan keputusan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner kualitas hidup Neuropathy Short Form-11 (NSF-11) bagi pasien neuropati di Puskesmas Sebengkok Tarakan. Penelitian ini melibatkan 30 pasien diabetes yang memenuhi kriteria inklusi dan menjalani terapi dengan obat antidiabetes oral. Validitas kuesioner diuji menggunakan analisis korelasi Pearson untuk menilai hubungan antara setiap item dengan total skor, sedangkan reliabilitas diuji menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh item dalam kuesioner memiliki korelasi signifikan (r = 0,536 hingga 0,699, p ≤ 0,002), yang mengindikasikan bahwa kuesioner ini dapat mengukur kualitas hidup dengan baik. Uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,820, yang menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki konsistensi internal yang sangat baik. Dengan demikian, kuesioner ini terbukti valid dan reliabel dalam menilai kualitas hidup pasien neuropati diabetik.
-
Gambaran Pola Peresepan Obat pada Pasien Diare Non-Spesifik di Puskesmas Karang Rejo Kota Tarakan Periode Januari-Juni 2024
Abstrak: 608 |
PDF 9-17: 395
Abstract
Diare non-spesifik merupakan masalah kesehatan umum yang dapat menurunkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola peresepan obat pada pasien diare non-spesifik di Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, dengan metode deskriptif kuantitatif retrospektif menggunakan data resep pasien periode Januari–Juni 2024. Hasil menunjukkan bahwa Oralit (96,0%) dan Zinc (90,6%) merupakan terapi utama yang paling banyak diresepkan, sesuai dengan pedoman yang dianjurkan. Obat simtomatik seperti Domperidone (27,3%), Loperamide, dan Attapulgit juga ditemukan, bersama antibiotik Cotrimoxazole dan Amoksisilin (masing-masing 0,7%). Selain itu, terdapat peresepan gastroprotektif, analgesik, antipiretik, antihistamin, ekspektoran, serta vitamin dan mineral. Kesimpulannya, terapi utama telah sesuai pedoman, dan rendahnya penggunaan antibiotik mencerminkan penerapan peresepan rasional oleh tenaga medis.
-
Evaluasi Penyimpanan dan Distribusi Alat Kesehatan PT X Kota Tarakan
Abstrak: 394 |
PDF 18-23: 229
Abstract
Penyimpanan dan pendistribusian alat kesehatan yang sesuai dengan regulasi merupakan aspek krusial dalam menjamin mutu, keamanan, dan ketersediaan produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem penyimpanan dan pendistribusian alat kesehatan di PT “X” berdasarkan Pedoman Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Metode yang digunakan adalah observasi langsung dengan pendekatan deskriptif dan evaluatif terhadap fasilitas penyimpanan dan prosedur distribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar persyaratan CDAKB telah dipenuhi, seperti kebersihan gudang, ventilasi, ketersediaan rak dan palet, serta pemantauan suhu secara berkala. Proses distribusi juga telah mengikuti prosedur standar, termasuk pemeriksaan alat transportasi dan penandaan produk. Namun demikian, ditemukan kekurangan dalam penyampaian informasi kepada pelanggan terkait kondisi penyimpanan dan perlindungan mutu produk. Oleh karena itu, perbaikan komunikasi dalam rantai distribusi perlu dilakukan untuk menjamin alat kesehatan tetap aman dan layak digunakan saat sampai di tangan pengguna akhir.
-
Gambaran Penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik di Pedagang Besar Farmasi “X” Kota Tarakan
Abstrak: 543 |
PDF 24-32: 418
Abstract
Pedagang Besar Farmasi (PBF) berperan penting dalam menjamin mutu dan ketersediaan sediaan farmasi melalui penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi sistem penyimpanan dan distribusi di PBF “X” serta kesesuaiannya dengan standar CDOB. Metode yang digunakan adalah observasi langsung dan deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa sistem penyimpanan dan distribusi di PBF “X” telah memenuhi sebagian besar standar CDOB, dengan fasilitas memadai, pemantauan suhu dan kelembapan, serta pemisahan area penyimpanan berdasarkan status obat. Distribusi dilakukan secara tertib, hanya kepada pelanggan berizin, dan didukung dokumentasi yang lengkap. Tantangan masih ditemukan pada risiko fluktuasi suhu yang dapat mempengaruhi stabilitas obat. Secara keseluruhan, implementasi CDOB di PBF “X” berjalan baik, meskipun sistem pemantauan suhu perlu ditingkatkan untuk mencegah degradasi mutu sediaan farmasi.
-
Gambaran Pola Peresepan Obat pada Pasien Ispa Non-Pneumonia di Puskesmas Karang Rejo Kota Tarakan Periode Januari-Juni Tahun 2024
Abstrak: 489 |
PDF 33-41: 333
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan pola pemberian resep obat pada pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non-pneumonia yang berobat di Puskesmas Karang Rejo, Kota Tarakan, dalam periode Januari hingga Juni 2024. Pendekatan yang digunakan adalah studi deskriptif kuantitatif retrospektif terhadap 150 lembar resep pasien. Analisis data dilakukan secara deskriptif guna mengetahui pola penggunaan obat, kecenderungan polifarmasi, serta distribusi jenis obat berdasarkan kelompok usia pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah obat yang diresepkan per pasien adalah 3,04, dengan kelompok obat yang paling banyak diberikan meliputi antihistamin, pereda nyeri dan penurun panas, serta mukolitik. Peresepan antibiotik bersifat bervariasi, dengan angka tertinggi sebesar 8% pada bulan Januari dan April, sementara pada Maret dan Mei tidak ditemukan penggunaan antibiotik sama sekali. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik peresepan obat di Puskesmas Karang Rejo sudah sesuai dengan prinsip penggunaan obat rasional. Terapi ISPA non-pneumonia lebih mengutamakan pengobatan simtomatik dan membatasi penggunaan antibiotik yang tidak perlu. Temuan ini dapat menjadi dasar evaluasi kebijakan peresepan guna meningkatkan efektivitas pengobatan dan mencegah resistensi antimikroba.
Health
-
Gambaran Sanitasi Lingkungan di Kompleks Sekolah Dasar Bawakaraeng Wilayah Kerja Puskesmas Bara Baraya Makassar
Abstrak: 286 |
PDF 42-53: 197
Abstract
Pendahuluan: Sekolah berperan dalam membentuk perilaku sehat, sehingga sanitasi lingkungan harus memenuhi standar, termasuk fasilitas air bersih, jamban, pembuangan limbah, tempat sampah, dan sarana cuci tangan. Kantin sekolah juga berperan dalam menjaga kesehatan siswa melalui penyediaan makanan yang higienis. Kurangnya sanitasi yang layak dapat meningkatkan risiko penyakit. Tujuan: Mendeskripsikan sarana sanitasi di Kompleks SD Bawakaraeng Kota Makassar. Metode: Penelitian kualitatif dengan desain deskriptif melalui observasi langsung fasilitas sanitasi. Hasil: Fasilitas sanitasi di Kompleks SD Bawakaraeng belum memenuhi standar. SD Bawakaraeng 2 memiliki tingkat pemenuhan tertinggi, diikuti SD INPRES, SD Bawakaraeng 3, dan SD Bawakaraeng 1 sebagai yang terendah. Sarana CTPS dan pengolahan limbah cair sudah memenuhi standar. Kesimpulan: Sanitasi di sekolah-sekolah wilayah Puskesmas Bara-Baraya masih belum layak, terutama dalam aspek jamban, tempat sampah, dan saluran limbah. Sosialisasi diperlukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan sekolah tentang pentingnya sanitasi dalam menjaga kesehatan siswa dan tenaga pendidik.